Artikel Guru : Makna Filosofi Adat Tradisi Mantu Menggunakan Model Problem Based Learning berbantu Pendekatan Kontekstual dan Media Interaktif

Oleh: Teri Sriwagesang, S.Pd.

           Kondisi yang menjadi latar belakang masalah yaitu: guru belum menggunakan metode yang bervariasi dalam pembelajaran, peserta didik juga tidak dilibatkan untuk belajar secara berkelompok, media pembelajaran yang kurang menarik, kurang memanfaatkan TPACK dalam pembelajaran sehingga peserta didik kurang tertarik dan materi tidak bisa dipahami.

           Dengan kata lain pembelajaran cenderung monoton sehingga peserta didik kurang tertarik dengan pelajaran Bahasa Jawa. Pembelajaran di kelas juga masih berfokus pada pengetahuan kognitif saja sehingga siswa kurang terlatih untuk diorientasikan pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS/Higher Order Thinking Skills). Di era Revolusi Industri 4.0, peserta didik harus dibekali keterampilan berpikir tingkat tinggi. Maka salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada HOTS dan disarankan dalam implementasi Kurikulum 2013 dengan metode dan model pembelajaran berbasis masalah dan penemuan konsep suatu materi.

         Praktik baik ini perlu dibagikan agar seluruh pendidik bergerak bersama untuk melakukan model pembelajaran inovatif yang sesuai implementasi Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka baik dengan model Problem-based Learning (PBL) dan model Project-based Learning (PjBL). Diharapkan dengan model pembelajaran inovatif dapat membentuk perilaku saintifik, perilaku sosial, dan mengembangkan rasa keingintahuan sehingga peserta didik lebih nyaman dan merdeka sesuai kodrat dan zamannya.

          Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik ini adalah sebagai peneliti dalam mengidentifikasi permasalahan yang terjadi selama proses belajar mengajar di kelas dan mencari solusi dari permasalahan tersebut. Setelah mengobservasi dan menemukan solusi dengan memilih model pembelajaran yang inovatif yang sesuai dengan karakter materi pembelajaran (menggunakan model pembelajaran Problem based Learning di kelas XI pada materi Teks Eksposisi Adat Tradisi Mantu yang berfokus pada menelaah pokok-pokok pikiran paragraf teks eksposisi dan menyimpulkan makna filosofi adat tradisi mantu. Saya juga bertanggung jawab untuk melaksanakan metode dan model yang inovatif tersebut di sekolah tempat saya bertugas sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik.

Berikut adalah tantangan yang dihadapi guru untuk mencapai tujuan pembelajaran pada Praktik Baik ini:

  1. Persiapan kelas pada kelas XI IPS 1 dan alat bantu properti ini perlu waktu yang cukup lama
  2. Penyesuaian jam mengajar dan tempat yang akan dilaksanakan
  3. Keterbatasan waktu dan rekan sejawat yang memakai rungan tersebut untuk pembelajaran.
  4. Adanya kendala dari speaker yang digunakan sehingga pada saat pemutaran soal di platform Quizizz tidak bisa maksimal
  5. Pada diskusi kelompok ada beberapa peserta didik yang kurang aktif berkontribusi
  6. Beberapa peserta didik kelas XI IPS 1 belum percaya diri mengomentari hasil pekerjaan kelompok lain.

Pihak yang terlibat dalam praktik ini yaitu:

  1. Guru yang melakukan proses belajar mengajar
  2. Peserta didik kelas XI IPS 1 sebagai subjek dalam kegiatan pembelajaran
  3. Rekan guru sejawat untuk kerjasama dalam pembelaran

Berikut merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan meliputi strategi yang digunakan, proses pelaksanaannya, siapa saja yang terlibat dan sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini:

  1. Teks Eksposisi Adat Tradisi Mantu kelas XI IPS semester 1 Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP, Bahan Ajar, Media Pembelajaran, LKPD, Instrumen Penilaian
  2. Menentukan model pembelajaran Problem-based Learning (PBL).
  3. Menentukan jadwal dan mengkonfirmasi kepada rekan guru. Dilaksanakan pada hari Selasa, 25 Oktober 2022 dimulai pukul 10.30 -11.55 WIB.
  4. Melibatkan teman sejawat untuk mempersiapkan kelas dan alat sebelum pelaksanaan best praktic
  5. Mempersiapkan fasilitas dan media yang digunakan yaitu: di aula, LCD, laptop, speaker, RPP, Bahan ajar, LKPD, Instrumen Penilaian, Lembar Refleksi (Quizizz), serta perangkat lainnya seperti hp, jaringan internet, dan perangkat lainnya yang mendukung keterlaksanaan aksi.
  6. Pada saat aksi melaksanakan langkah-langkah kegiatan pembelajaran:
    – Pendahuluan : dimulai salam, cek kehadiran, mereview materi pada pertemuan sebelumnya, penyampaian tujuan pembelajran
    – Kegiatan Inti: penggunaan model pembelajaran Problem-based Learning (PBL)
    – Penutup : menanyakan kesulitan pada proses pembelajaran, kemudian penulis dan peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran dan melakukan refleksi pembelajaran, salam dan doa
  7. Melakukan refleksi kelas XI IPS 1
  8. Melakukan tindak lanjut dengan menuliskan lembar refleksi dan evaluasi

Setelah diterapkan model Problem-based Learning (PBL) maka peserta didik mengalami perubahan cara belajar, mereka lebih aktif dalam diskusi dan bersemangat mengikuti pembelajaran. Peserta didik juga semakin terampil mengaplikasikan materi pembelajaran terutama pada materi Teks Eksposisi Adat Tradisi Mantu. Peserta didik juga semakin aktif menanggapi kelompok lain saat presentasi. Peserta didik mampu mengikuti sintak pada model pembelajaran Problem based Learning (PBL) dan mengerjakan LKPD karena lebih terperinci.

Respon dari kepala sekolah dan rekan guru lain (juru kamera) menyampaikan praktik baik sudah muncul dalam pelaksanaan aksi dengan beberapa keberhasilan yaitu:

  1. Penerapan model pembelajaran sesuai dengan RPP dan bagian kegiatan mengikuti sintak PBL
  2. Peserta didik sudah aktif dalam diskusi sehingga menemukan solusi dari permasalahan yang disajikan.
  3. Jumlah anggota kelompok heterogen (4 orang per kelompok)
  4. Guru sudah menggunakan TPACK dalam pembelajaran
  5. Media interaktif Youtube membuat peserta didik lebih tertarik terhadap pembelajaran
  6. Penggunaan media interaktif Quizizz untuk sarana evaluasi siswa dirasa inovatif
  7. Respon peserta didik pada proses pembelajaran yang dilaksanakan lebih menarik dan menyenangkan.

Beberapa menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan yaitu:

  1. Kerjasama antara teman sejawat pada pelaksanaan best praktic ini
  2. Pelaksanaan best praktic sesuai perangkat pembelajaran dan menggunakan media pendukung yang tepat
  3. Peran peserta didik
  4. Alat pendukung pembelajaran

Dari hasil pekerjaan LKPD dapat dilihat bahwa tingkat keberhasilan siswa mencapai 95%. Jadi dapat disimpukan bahwa penggunaan model pembelajaran Problem based Learning efektif untuk memberi solusi pada pembecahan masalah yang telah diidentifikasi sebelumnya. Maka berdasarkan keseluruhan proses, penulis mendapatkan pembelajaran bahwa guru harus terus berupaya melakukan perubahan demi kemajuan pendidikan dengan menerapkan model pembelajaran yang inovatif dan bervariasi serta menggunakan TPACK dalam proses belajar mengajar.