LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK TOKEN ECONOMY
MEMOTIVASI MINAT BELAJAR SISWA

Lanjar Kunto Nugroho, S.Psi
(SMA Negeri 3 Wonogiri)

              Pendidikan di era teknologi digital dan revolusi 4.0 saat ini merupakan salah satu faktor yang diharapkan mampu menghasilkan perubahan yang dapat mengembangkan suatu bangsa, dengan pendidikan seseorang akan terangsang kreatifitasnya sehingga sanggup untuk terus maju menatap ke depan untuk menghadapi perubahan dan perkembangan zaman. Di sekolah khususnya, peningkatan mutu pendidikan dalam meningkatkan minat belajar siswa berdampak pada sikap dan perilaku siswa dalam mengikuti pelajaran di kelas.

             Minat belajar yang baik mendukung prestasi belajar pada diri siswa. Faktor sosial dan non sosial, salah satu faktor yang membentuk rendahnya minat belajar pada diri siswa. Minat belajar siswa adalah perasaan suka, senang, dan perhatian yang dilakukan siswa pada usahanya memperoleh ilmu pengetahuan. Dalam kegiatan belajar, siswa di sekolah mempelajari berbagai ilmu pengetahuan dan diusahakan agar semua siswa mendapatkan nilai yang bagus yang tentunga dapat dicapai dengan memiliki minat belajar yang tinggi (Astuti, 2015:71). Peranan minat dalam kehidupan siswa menjadi sangat penting sehingga berdampak yang besar terhadap sikap dan perilaku. Siswa yang memiliki minat dalam kegiatan belajar akan berusaha lebih keras dibandingkan siswa yang kurang berminat dengan belajar (Riwahyudin, 2015).

           Berkaitan dengan hal tersebut tersebut, keadaan ini juga dialami oleh sebagian besar siswa  di SMA Negeri 3 Wonogiri. Minat belajar yang tinggi dimiliki sebagian siswa yang ditandai dengan adanya cenderung pada siswa untuk tekun, ulet, dan semangat dalam belajar, pantang menyerah, serta siswa senang menghadapi tantangan. Kondisi berbeda dialami oleh siswa yang memiliki minat belajar yang rendah. Siswa malas belajar dan cenderung menghindar dari tugas yang diberikan guru, bahagia dan senang jika guru tidak hadir, juga senang jika guru hanya memberikan tugas sebagai pengganti ketidakhadirannya sehingga siswa tidak memiliki upaya belajar mandiri. Sikap seorang siswa terhadap dirinya dan kemampuannya menunjukkan besarnya keyakinan bahwa siswa mampu menyelesaikan segala sesuatu dengan kemampuan dirinya sehingga sikap, sebagai faktor internal dalam diri siswa yang berpengaruh terhadap minat yang menunjukkan besarnya keingintahuan siswa terhadap apa yang dipelajari (Riwahyudin, 2015).

           Minat belajar yang rendah semakin terlihat pada saat proses pembelajaran berlangsung. siswa kurang bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas padalah secara fisik siswa sehat dan dalam kondisi fit. Selain itu, siswa juga merasa “IQ”nya tidak mampu untuk mengikuti pelajaran, ditambah dengan sikap yang memang membentuk minat belajarnya semakin rendah seperti siswa semau-maunya mengikuti proses pembelajaran di kelas, dan bahkan ada beberapa siswa yang bertahan berada di kelas namun hanya sekedar meramaikan kelas tidak memperhatikan proses pembelajaran, dan siswa cenderung malas untuk memperhatikan pelajaran dikarenakan kurangnya perhatian baik dari keluarga maupun lingkungan.

          Faktor sosial dan non sosial juga berperan membentuk rendahnya minat belajar pada diri siswa mengakibatkan hasil belajar siswa rendah, siswa kurang berminat untuk aktif dalam proses pembelajaran. Pergaulan menjadi salah satu penyebab rendahnya minat belajar, dimana beberapa siswa tersebut memang bergaul pada lingkungan yang kurang kondusif. Walaupun sarana dan prasana dalam proses pembelajaran memadai untuk mendukung proses belajar mengajar, tanpa adanya minta belajar, faktor pendukung hanya akan merubah sedikit minat siswa. Ditambah lagi pendekatan atau metode pembelajaran guru yang sangat monoton menjadikan siswa-siswa jenuh dan kurang berminat dalam belajar sehingga pada akhirnya faktor-faktor tersebut di atas siswa menjadi kurang senang, kurang tertarik, tidak memperhatikan guru dan bahkan tidak ingin terlibat dalam proses belajar. Di sinilah peran guru bimbingan konseling dibutuhkan untuk membentuk  perkembangan siswa dalam meningkatkan minat belajar siswa dengan memberikan beberapa pendekatan atau teknik konseling dilakukan salah satunya dengan menggunakan teknik token economy. Token economy sebagai salah satu teknik modifikasi perilaku, dalam pelaksanaannya didasarkan pada pendekatan perilaku yang menggunakan penguatan positif (Erford, 2016: 395).

         Teknik teknik token economy akan lebih bermakna dengan diimplementasikan dalam bentuk konseling kelompok berupa pemberian reward yang memiliki manfaat bagi siswa dan dapat meningkatkan minat belajar siswa, oleh karena itu penggunaan teknik token ecomony diharapkan dapat meningkatkan minat belajar siswa. Teknik token economy menekankan pada pemberian penghargaan untuk memberikan motivasi pada siswa agar berperilaku sesuai dengan yang diharapkan.

          Token economy dipilih sebagai salah satu teknik dalam memodifikasi perilaku dengan cara pemberian satu kepingan berupa satu tanda, satu isyarat sesegera mungkin setiap kali setelah perilaku sasaran muncul dimana token-token yang berhasil dikumpulkan dan kemudian dalam jangka waktu tertentu dapat ditukarkan dengan hadiah atau sesuatu yang mempunyai makna. Singkatnya token economy merupakan sebuah penguatan untuk perilaku yang dikelola dan diubah, seseorang dapat menerima penguatan untuk meningkatkan atau mengurangi perilaku yang diinginkan (Purwanta, 2015: 148)

          Penggunaan teknik token economy ternyata juga berimbas pada meningkatnya kedisiplinan siswa, hal tersebut ditandai dengan meningkatnya kualitas proses pembelajaran dan kemandirian siswa, selain itu teknik token economy yang diterapkan mampu menurunkan durasi bergurau dan frekuensi mengangkat tangan. Terjadi perubahan perilaku yang signifikan antara kondisi baseline dan intervensi dalam penggunaan teknik dan penerapan teknik token economy untuk meningkatkan minat belajar siswa dipilih oleh guru bimbingan konseling sebagai upaya meningkatkan minat belajat siswa melalui layanan bimbingan kelompok. Dengan penggunaan dan penerapan teknik token economy dapat dilihat ternyata efektivitas layanan bimbingan kelompok yang dipilih mampu meningkatkan minat belajar siswa SMA Negeri 3 Wonogiri.